Rabu, 06 Februari 2013

Menyelaraskan Karya Ilmiah di kalangan Mahasiswa


Kata Pengantar
Puji syukur  penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah yang berjudul ”Menyelaraskan karya ilmiah di kalangan mahasiswa ”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah B.Indonesia.
Dalam penulisan karya ilmiah terutama dalam penyusunannya banyak mahasiswa yang tidak memahaminya.
Penulis menyadari bahwa masih ada selama penulisan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu , penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Dede Supendi, S.Pd sebagai dosen B.indonesia
2.      Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk menyelesaikan makalah ini
3.      Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Aamiin.


Penulis,


Daftar Isi :
Kata Pengantar......................................................................................................      1
Daftar Isi..................................................................................................................      2
Bab I Pendahuluan..................................................................................................      3
1.1  Latar Belakang Masalah........................................................................      3
1.2  Rumusan................................................................................................      4
1.3  Tujuan....................................................................................................      4
1.4  Manfaat..................................................................................................      4
Bab II Kajian Teoritis..............................................................................................      5
2.1 Asas-asas penyusunan gagasan di dalam karya ilmiah......................................      6
2.2 Teknik pengatur perwajahan karangan..............................................................      8
2.3 Penalaran induktif dan deduktif........................................................................      9
Bab III Pembahasan Masalah .................................................................................    14
3.1 Kajian Objek Riset.............................................................................................    14
3.2 Solusi Pemecahan Masalah................................................................................    14
Bab IV Penutup.......................................................................................................    15
4.1 Kesimpulan........................................................................................................    15
4.2 Rekomendasi.....................................................................................................    16
Daftar Pustaka.........................................................................................................    17
           




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
    Memiliki kemampuan menulis karya ilmiah dinilai sangat penting bagi seorang mahasiswa. Selain itu, kemampuan ini juga sangat dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkecimpung dengan dunia akademik dan industri, seperti mahasiswa, guru, dosen, peneliti, dan penemu. Kegiatan-kegiatan ilmiah atau akademis yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tersebut di atas, dilaporkan secara tertulis, terstruktur, dan tentu memiliki ciri bisa dipertanggungjawabkan. Kali ini penulis ingin berbagi informasi mengenai asas-asas dalam penulisan karya ilmiah, serta teknik menentukan tema dan judul karangan yang merupakan tahap-tahap penyusunan karya ilmiah.
      Menyusun karya ilmiah pada dasarnya cukup rumit, namun, jika ditekuni dengan serius dan sepenuh hati, menyusun atau menulis karya ilmiah bisa menjadi sebuah aktifitas yang sangat menyenangkan. Menulis karya ilmiah melibatkan tiga unsur penting antara lain bahan bacaan, pola berfikir dan penguasaan bahasa tulis. Menulis laporan penelitian karya ilmiah acap kali menjadi masalah bagi seseorang yang sudah menyelesaikan proposal penelitian ilmiah, atau bahkan sudah melaksanakan penelitian. Berbagai alasan klise seperti kesibukan, sedikitnya waktu, tidak adanya biaya sering menjadi kambing hitam atas ketidakberdayaan kita menyelesaikan laporan hasil penelitian karya ilmiah. Walhasil, setelah berbulan-bulan penelitian ilmiah dilaksanakan laporan hasilnya belum juga selesai. Banyak kasus, mahasiswa yang sudah menyelesaikan Ujian Negara masih terkatung-katung karena belum menyelesaikan skripsi atau tesisnya.


1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa itu karya ilmiah?
2.      Bagaimana penyusunan karya ilmiah?
3.      Teknik apa saja yang digunakan dalam karya ilmiah?
4.      Bagaimana penalaran yang digunakan dalam karya ilmiah?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui arti karya ilmiah
2.      Mengetahui cara penyusunan karya ilmiah
3.      Dapat menggunakan teknik-teknik karya ilmiah dengan benar
4.      Mengetahui penalaran yang digunakan dalam karya ilmiah

1.4  Manfaat
1.      Diharapkan dalam pembuatan makalah ini dapat memperkaya bahan-bahan mengenai penyusunan karya ilmiah yang benar, baik bagi penulis maupun pembaca.
2.      Makalah ini diharapkan akan dapat menambah wawasan , pandangan dan cakrawala mengenai penyusunan karya ilmiah.






BAB II
KAJIAN TEORITIS

a.       Pengertian karya ilmiah
Karya ilmiah (bahasa Inggrisscientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya
b.      Judul dan pernyataan maksud penulisan
Judul skripsi , tesis, dan desertasi dirumuskan dalam satu kalimat yang ringkas, komunikatif, dan afirmatif. Judul harus mencerminkan dan konsisten dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek penelitian dan metode penelitian. Judul harus dibuat sejak proposal penelitian diajukan, namun demikian dalam perkembangan selanjutnya judul mungkin berubah sesuai kesepakatan antara mahasiswa dengan para pembimbing dan didasarkan pada data yang terkumpul dan hasil pengolahan data.
Maksud penulisan skripsi, tesis, desertasi ditulis dibawah judul merupakan pernyataan ringkas, yakni untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian S1, S2, atau S3. Pernyataan mengenai maksud diatas ditulis dalam sampul luar dan sampul dalam.
c.       Tujuan penelitian
Rumusan tujuan penelitian/studi menyajikan hasil yang dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Oleh karena itu, rumusan tujuan harus konsisten dengan rumusan masalah dan harus mencerminkan proses penelitiannya. Rumusan tujuan penelitian bukan merupakan rumusan maksud penulisan skripsi, tesisi atau desertasi seperti yang ditulis pada halaman sampul luar dan halaman sampul dalam.
            Tujuan penelitian terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.
1.      Tujuan umum
Tujuan umum menggambarkan secara singkat mengenai apa yang ingin dicapai melalui penelitian yang dinyatakan dalam satu kalimat.
2.      Tujuan khusus
Tujuan khusus merupakan rincian tujuan umum yang lebih spesifik dan dirumuskan dalam beberapa butir pernyataan yang secara spesifik mengacu pada pertanyaan-pertanyaan penelitian
2.1  Asas-asas penyusunan gagasan di dalam karya ilmiah
a.       Kejelasan (clarity)
Karangan ilmiah harus konkret dan jelas. Kejelasan itu tidak saja berarti mudah dipahami, mudah dibaca, tetapi juga harus tidak memberi ruang untuk disalahtafsirkan, tidak boleh bersifat samar-samar, tidak boleh kabur, tidak boleh ada di wilayah abu-abu. (Bahasa Jawa: keduh gambling wijang-wijang).
Kejelasan di dalam karangan ilmiah itu ditopang oleh hal-hal berikut:
1.       pemakaian bentuk, kebahasaan yang lebih dikenal daripada bentuk kebahasaan yang masih harus dicari-cari dulu maknannya, bahkan oleh penulisnya.
2.      pemakaian kata-kata yang pendek, ringkas, tajam, lugas, daripada kata-kata yang berbelit, yang panjang, yang rancu, dan boros.
3.       pemakaian kata-kata dalam bahasa sendiri daripada kata-kata dalam bahasa asing.Kata-kata asing dapat digunakan hanya kalau memang istilah itu sangat teknis sifatnya sehingga tidak (belum) ada istilah garing kata-kata yang pas dalam bahasa Indonesia. Jadi, jangan sampai verbalistis.
b.      Ketepatan (accuracy)
Karangan ilmiah menjunjung tinggi keakuratan. Hasil penelitian ilmiah dan cara penyajian hasil penelitian itu haruslah tepat/akurat. Supaya karangan ilmiah sungguh-sungguh akurat, penulis/peneliti harus sangat cermat, sangat teliti, tidak boleh sembrono, atau main-main dengan ilmu.
Dalam cara penyampaiannya, di dalam karangan ilmiah itu harus terwadahi butir-butir gagasan dengan kecocokan sepenuhnya seperti yang dimaksud oleh peneliti/penulisnya. Kualifikasi demikian itulah yang dimaksud dengan istilah efektif-sangkil.
c.       Keringkasan (brevity)
Karangan ilmiah haruslah ringkas. Ringkas tidak sama dengan pendek. Karangan yang tebalnya 500 halaman dapat dikatakan ringkas sejauh di dalamnya tidak terdapat bentuk-bentuk kebahasaan yang bertele-tele, kalimat-kalimat yang bertumpukan (running-on sentences), dan sarat dengan kemubaziran dan kerancuan. Jadi, karangan ilmiah itu tidak boleh menghamburkan kata-kata, tidak boleh mengulang-ulang ide yang telah diungkapkan, dan tidak berpura-pura dalam mengungkapkan maksud atau gagasan. Karangan ilmiah harus dibangun dari ide yang kaya dengan bahasa yang hemat dan sederhana. Jadi bukan sebaliknya, ide yang miskin namun dengan bahasa yang berbunga-bunga.
Karangan ilmiah harus ditulis dengan hati dan diteliti kembali, dibenahi kembali, diedit kembali dengan pikiran. Jadi, peganglah prinsip ‘writing with heart, editing with brain’ di dalam praktik penulis karya ilmiah.



2.2 Teknik Pengatur Perwajahan Karangan
Dalam laporan teknis ilustrasi bertujuan mengemukakan kepada pembaca hal-hal yang tidak terungkapkan dengan kata-kata. Jika ilustrasi itu benar-benar dimanfaatkan sebagaimana mestinya, laporan yang kita buat dapat dengan tepat mengenai sasaran.
Ada beberapa sebab mengapa ilustrasi mempunyai kelebihan tersendiri daripada pengungkapan dengan kata-kata. Pertama, ilustrasi dapat menunjukkan rincian yang tidak terungkapkan dengan kata-kata. Kedua, jika tersusun dengan baik, ilustrasi memakan ruang sedikit. Ketiga, dalam ilustrasi banyak komponen yang dapat dirangkumkan. Keempat, dengan adanya ilustrasi laporan menjadi lebih menarik.
Yang termasuk ilustrasi adalah gambar, seperti potret, grafik, bagan, peta, skema, sketsa, dan denah. Selain itu, dalam arti luas tabel pun dapat dikategorikan ke dalam ilustrasi.
Perwajahan menyangkut penampilan laporan yang tampak dari luar, sedangkan tata letak menunjuk kepada pengaturan bahan dalam laporan. Laporan hendaknya jangan menggunakan huruf yang tidak lazim.
Pengetikan diseting serapi mungkin dengan memperhatikan lebar pias-pias tertentu, misalnya untuk keperluan penjilidan. Sampul depan hendahnya mampu memberikan tanda pengenalan yang jelas mengenai isi, penyusunan, dan informasi laporan. Warna-warna yang mencolok hendaknya dihindari.

Sampul luar skripsi, tesis, atau desertasi berisi :
1.      Judul dicetak dengan HURUF KAPITAL dan tidak boleh menggunakan singkatan, jika ada subjudul, maka yang ditulis dengan huruf besar hanya huruf awal dari setiap kata.
2.      Maksud penulisan skripsi, tesis, atau desertasi
3.      Logo universitas
4.      Nama penulis
5.      Nomor induk
6.      Nama fakultas atau sekolah pascasarjana dan universitas, dan
7.      Tahun penulisan
ü  Rumusan maksud penulisan skripsi ditulis :
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan ………………………
Program Studi ………............
ü  Rumusan maksud penulisan tesis ditulis :
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi ………............
ü  Rumusan maksud penulisan desertasi ditulis :
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Doctor Ilmu Pendidikan
Program studi ………............
2.3 Penalaran Induktif dan Deduktif
a. Penalaran Induktif
Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan prosedur yang  berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empiris dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun kelapangan dan melakukan penelitian tidak harus memiliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendeskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Didalam penalaran induktif terdapat tiga bentuk penalaran, yaitu generalisasi, analogi, dan hubungan kausal.
Jenis-jenis penalaran induktif antara lain :
1.      Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari phenomena individual menuju kesimpulan umum. Contohnya :
Ø  Luna Maya adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.
Ø  Jessica Iskandhar adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.
Generalisasi :
Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan “ semua bintang sinetron berparas cantik ” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya :
Omas juga  bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
2.      Analogi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Analogi mempunyai 4 fungsi, antara lain :
a.       Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan.
b.      Meramalkan kesamaan.
c.       Menyingkapkan kekeliruan.
d.      Klasifikasi.
Contoh analogi :
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
3.      Hubungan kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gekala yang saling berhubungan.
Macam- macam hubungan kausal :
a.       Sebab-akibat
Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.
b.      Akibat-sebab
Andika tidak lulus dalam ujian kali ini ia di sebabkan tidak belajar dengan baik.
c.       Akibat-akibat
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran dirumah basah.
b.  Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini di awali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrument dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Deduksi ialah proses pemikiran yang berpijak pada pengetahuan yang lebih umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus. Bentuk standar dari penalaran deduktif adalah silogisme, yaitu proses penalaran dimana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi).
Hukum-hukum silogisme
a.       Prinsip-prinsip Silogisme kategoris mengenai term:
1.      Jumlah term tidak boleh kurang atau lebih dari tiga
2.      Term menengah tidak boleh terdapat dalam kesimpulan
3.      Term subjek dan term predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalam premis
4.      Luas term menengah sekurang-kurangnya satu kali universal.
b.      Prinsip-prinsip silogisme kategoris mengenai proposisi
1.      Jika kedua premis afirmatif, maka kesimpulan harus afirmatif juga
2.      Kedua premis tidak boleh sama-sama negative
3.      Jika salah satu premis negative, kesimpulan harus negative juga (mengikuti proposisi yang paling lemah)
4.      Salah satu premis harus universal, tidak boleh keduanya pertikular.
Bentuk silogisme menyimpang
Dalam praktek penalaran tidak semua silogisme menggunakan bentuk standar, bahkan lebih banyak menggunakan bentuk yang menyimpang. Bentuk yang menyimpang ini ada bermacam-macam. Dalam logika, bentuk-bentuk menyimpang itu harus dikembalikan dalam bentuk standar.

Contoh :
“  Mereka yang akan dipecat semuanya adalah  orang yang bekerja tidak disiplin.kamu kan bekerja penuh disiplin. Tak usah takut akan dipecat “.
Bentuk standar : “ semua orang yang bekerja disiplin bukanlah orang yang akan dipecat.Kamu adalah orang yang bekerja disiplin.Kamu bukanlah orang yang akan dipecat”.














BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
3.1   Kajian Objek Riset
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam dan membahas persoalan secara radikal. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian yang dituntut untuk kritis,rasional,dan konseptual dalam pengerjaannya.

3.2  Solusi Pemecahan Masalah
1.      Mempelajari asas-asas dalam penyusunan gagasan secara koheren untuk membuat suatu karya ilmiah.
2.      Mengetahui teknik pengatur perwajahan suatu karya ilmiah yang baik dan benar.
3.      Memahami penggunaan penalaran dalam suatu karya ilmiah.







BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
v  Karya ilmiah (bahasa Inggrisscientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
v  Tujuan penelitian terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.
1.      Tujuan umum
Tujuan umum menggambarkan secara singkat mengenai apa yang ingin dicapai melalui penelitian yang dinyatakan dalam satu kalimat.
2.      Tujuan khusus
Tujuan khusus merupakan rincian tujuan umum yang lebih spesifik dan dirumuskan dalam beberapa butir pernyataan yang secara spesifik mengacu pada pertanyaan-pertanyaan penelitian
v  Asas-asas penyusunan gagasan di dalam karya ilmiah
1.      Kejelasan (clarity)
2.      Ketepatan (accuracy)
3.      Keringkasan (brevity)
v  Pengetikan diseting serapi mungkin dengan memperhatikan lebar pias-pias tertentu, misalnya untuk keperluan penjilidan. Sampul depan hendahnya mampu memberikan tanda pengenalan yang jelas mengenai isi, penyusunan, dan informasi laporan. Warna-warna yang mencolok hendaknya dihindari.
v  Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.


4.2  Rekomendasi
Setelah kita melihat penjelasan di atas maka :
1.      Mahasiswa harus mampu menyusun karya ilmiah dengan menggunakan metode penyusunan yang baik dan benar, 
2.      Mahasiswa dapat menggunakan ejaan yang baik dan benar, serta
3.      Mahasiswa harus mampu kritisi terhadap persoalan yang berkembang.












Daftar Pustaka

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/penalaran-induktif-dan-deduktif-3/
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://raditaanggraeni.blogspot.com/2011/03/penalaran-deduktif-induktif.html
Azwardi, staf pengajar tetap FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Jurnal umum online
Pedoman penulisan karya tulis ilmiah universitas pendidikan Indonesia 2010